Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Periode Makkah dan Generasi Emas
smpitabubakar.sch.id - Sejarah penting terkait lembaga pendidikan di masa Islam berada pada masa Rasulullah Sholallahu alaihi wasalamdi Makkah dan masa kejayaan Islam atau The Golden Age. Pada masa awal saat Rasulullah di Makkah, pendidikan tersebut yang menjadi rujukan atau pondasi dalam pendidikan sekarang.
Tidak terlalu banyak informasi yang mencatat perkembangan lembaga pendidikan di era awal Islam tersebut. Dilansir dari buku Sejarah Pendidikan Islam karya J. Suyuthi Pulungan, setelah orang-orang mulai memeluk agama Islam, Rasulullah Sholallahu alaihi wasalam menyediakan rumah milik al Arqam bin Abil Arqam untuk digunakan sebagai tempat berkumpul serta mengajarkan firman Allah Subhana Wataala.
Pendidikan Islam Masa Rasulullah di Makkah
Singkat cerita, Rasulullah menggunakan masa-masa ini untuk menuntun orang-orang terdekatnya, yaitu para sahabat untuk meninggalkan kejahiliyahan menuju ke jalan Allah Subhana Wataala. Dengan metode itu, Islam dapat meningkatkan kecepatan penyebarannya karena yang menyampaikan ajaran Islam adalah Rasululah SAW beserta para sahabatnya.
Kurikulum pendidikan pada masa awal, meliputi:
Pendidikan keagamaan, yaitu membaca dengan nama Allah Subhana Wataala semata.
Pendidikan akliyah serta ilmiah, yaitu mempelajari kejadian di sekitar mereka dan pembentukan manusia dari segumpal darah
Pendidikan akhlak dan budi pekerti, yaitu diajarkan Rasulullah Sholallahu alaihi wasalam secara langsung melalui perkataan dan perbuatannya
Pendidikan jasmani dan kesehatan, yaitu mengutamakan nilai dan praktik kebersihan di badan, pakaian, dan tempat tinggal
Pendidikan Islam Masa The Golden Age
Sistem pendidikan mulai Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah atau sejarah mencatat sebagai masa Islam The Golden Age. Pada masa ini, terdapat pembagian kurikulum yang secara umum terbagi dua, yaitu tingkat dasar dan tingkat pendidikan tinggi.
Pada masa ini juga kemajuan pendidikan Islam dibuktikan dengan terbentuknya beberapa jenis lembaga pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah, yaitu:
1. Lembaga Pendidikan Dasar (Kuttab dan Makttab)
Para ahli sejarah pendidikan Islam sepakat berpendapat bahwa Kuttab dan Makttab merupakan istilah yang sama. keduanya memiliki arti lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang mengajarkan membaca dan menulis, pengajaran Al-Qur'an dan pengetahuan tingkat dasar.
Namun demikian ada juga yang membedakannya keduanya ke dalam dua fase, yaitu makttab adalah istilah lembaga pendidikan Islam untuk zaman modern. Sedangkan kuttab adalah istilah lembaga pendidikan pada zaman klasik.
2. Masjid
Masjid dijelaskan oleh berbagai macam literatur dari awal didirikannya memang tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid juga difungsikan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan.
Pada masa abad Dinasti Abbasiyah, masjid mengalami perkembangan pesat dengan bentuk halaqah. Dengan perkembangan ini, banyak dimunculkan beberapa materi pembelajaran berbeda, yaitu nahwu, ilmu kalam, ilmu fiqih, dan lain-lain. Masa perkembangan masjid sebagai lembaga pendidikan ini dipimpin oleh dua masjid, yaitu Masjid al-Kasai dan al-Manshur di Baghdad
3. Khizanah al-Hikmah dan Baitul Hikmah
Pada awal berdirinya Khizanah al-Hikmah merupakan tempat penerjemahan dan penelitian atau juga disebut sebagai perpustakaan. Kemudian pada tahun 815 M, putra Harun al-Rasyid, yaitu khalifah al-Ma'mun mengganti nama Khizanah al-Hikmah menjadi Baitul Hikmah sekaligus menambah fungsinya menjadi tempat penyimpanan buku-buku kuno yang berasal dari Persia, Bizantium, Ethiopia, dan India.
Al-Ma'mun dikenal sebagai khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga penerjemahan buku-buku Yunani dipercepat. Bahkan khalifah al-Ma'mun berani menggaji mahal para penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli.
Keadaan ini menjadikan Baitul Hikmah sebagai pusat penerjemahan yang berfungsi juga sebagai perguruan tinggi dengan kapasitas perpustakaan besar. Lembaga ini selanjutnya mengantarkan Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan pada zamannya.
Perpustakaan-perpustakaan Islam pada masa kejayaannya disebutkan menjadi aspek budaya. Hal ini dikarenakan di dalamnya bisa sekaligus menjadi tempat belajar dan sumber ilmu pengetahuan, ilmu agama ataupun ilmu umum.
4. Universitas Nizhamiyah
Universitas Nizhamiyah dipergunakan pemerintahan era itu sebagai pemerkuat pemerintahan Dinasti Saljuk dalam menyiarkan mazhab Ahlusunah. Untuk membangun suatu pemerintahan yang stabil, tentunya membutuhkan hubungan baik dengan ulama yang selanjutnya mengakibatkan hubungan baik dengan masyarakat secara keseluruhan.
Dari sisi keagamaan, pemerintah saat itu menginginkan persatuan di kalangan umat Islam dengan menjadikan Sunni sebagai ideologi resmi negara yang kemudian disebarkan melalui perkembangan universitas ini. Setelah Universitas Nizhamiyah berdiri kuat, Nizam al-Mulk mengembangkannya dengan mendirikan cabangnya di berbagai kota, seperti Baghdad, Nisapur, Harat, Isfahan, Merw, Basrah, Amul, dan Mosul.
SMPIT Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki tujuan yaitu mendidik anak untuk semakin mengenal pembelajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah serta memperkenalkan dunia pendidikan saat ini yang semakin kaya akan ilmu pengetahuan, sains, dan tekhnologi.
Leave a comments